Jika Tuhan Menghendaki Lain

Gambar dari Google

Kemarin (1 Nopember 2010 sore hari) hujan bercampur angin melanda Kota Cirebon, beberapa pohon ditumbangkan angin kecang. Kejadian yang membuat semua orang merasa takut, namun banyak juga yang memaksa melewati suasana hujan angin seperti itu. Entah karena sulit mencari tempat untuk meneduh entah karena terburu-buru ingin sampai dirumah. Satu diantaranya seorang pengendara motor memaksa melintas jalan Kembar dekat Stasiun Prujakan dan tanpa diduga sebuah pohon tumbang menghantamnya.Selain itu sebuah mobil juga tertimpa pohon, walaupun tidak ada korban jiwa. Namun sipengendara motor yang diduga tewas dilarikan ke Rumah Sakit (tidak jelas ke Rumah Sakit mana yang menjadi rujukan). Kejadian serupa terjadi di jalan Siliwangi sebuah pohon roboh ditumbangkan hujan angin menimpa kabel listrik.

Hujan angin bahkan puting beliung kerap melanda daerah pesisir pantai utara pada musim seperti ini. Kota Cirebon yang berada dijalur pantura, menjadi sasaran puting beliung dan hujan angin. Apalagi saat ini musim ekstrim kerap melanda negeri kita yang secara kebetulan kejadian bencana alam secara beruntun melanda daerah-daerah di Indonesia.
Kita pun mendengar berita Banjir Bandang Wasior, Gempa dan Tsunami Mentawai dan Meletusnya Gunung Merapi. Menyebabkan kekhawatiran dan duka mendalam, dimana-mana terdengar berita bencana alam.

Lalu apa sebenarnya hikmah dibalik semua ini? Seperti yang tersirat bahwa Jika Tuhan Menghendaki Lain maka semua Bisa Terjadi, akan membawa kita kedekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimanapun juga nama yang sering kita sebut adalah ALLAH SWT, karena hanya kepadaNya kita mohon perlindungan dan pertolongan.

Dalam menghadapi semua cobaan ini bukan hanya persatuan dan kesatuan dalam arti fisik (Raga) semata, namun juga batiniah (Jiwa). Antara lain berupa kepedulian lingkungan (internal environment) dan empati. Menaruh penuh rasa prihatin, membantu secara fisik maupun non fisik serta membantu dalam bentuk materi maupun non materi.
Jalan yang terbaik adalah segera menyingsingkan lengan baju, Rambate rata hayo. Bersatu padu dan menyadari diri bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, sekalipun masing-masing memiliki kekuatan dan status sosial yang berbeda.
Setiap insan manusia Indonesia senantiasa harus mensyukuri segala nikmat yang diberikan-Nya, apapun macam dan ragam bentuk nikmat (Pmeberian Allah SWT) itu. Memang (sangat) berat untuk mempraktikkannya didalam menjalani kehidupan, namun harus diusahakan dan tetap disemangati sambil berdoa dan mohon ampun.

Demikian tulisan ini semoga bermamfaat bagi kita semua. Amien.

Penulis ,

Halimi,SE,MM.

Telah diterbitkan pada kabarbaroe.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar