MENCARI KEBAHAGIAAN


Gambar dari Google

Saya membaca sebuah artikel singkat dari http://denisuryana.wordpress.com, rasanya sangat tertarik dengan isinya. Walaupun mencari bahagia hanya dengan 5 (lima) point, cukup menggambarkan apa yang dimaksud dalam tulisannya. Saya mencoba menggalinya lebih jauh dengan menjabarkan ke 5 (lima) point tadi, mudah-mudahan menjadi manfaat bagi kita yang tengah mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Menurut Penulisnya hampir semua orang mendambakan realisasi dari kata "Bahagia", mereka bekerja habis-habisan, siang dan malam, tanpa kenal lelah. Tujuannya cuma satu ingin mendapatkan "kebahagiaan".
Kata "Bahagia" itu sendiri mengandung unsur "Senang", "Tenang","Tenteram","Nyaman" dan "Damai". Lalu mengapa kebahagiaan itu harus dicari ? jelas bahwa hidup membutuhkan kebahagiaan, sehingga untuk mencapai tujuan hidup dapat terwujud dengan kebahagiaan.

Sayangnya (lanjut penulis), tidak banyak orang yang tahu tentang peraturan untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Kita semua tentu setuju bahwa harta, jabatan, dan berbagai embel-embel bukanlah jaminan didapatnya sebuah kebahagiaan.

Nah, berangkat dari hal itu saya mencoba menulis 5 cara sederhana menuju kebahagiaan, antara lain:

  1. Bebaskan diri kita dari kebencian.
  2. Bebaskan pikiran kita dari kesusahan.
  3. Hidup dengan sederhana.
  4. Memberi lebih banyak lagi
  5. Mengurangi harapan yang berlebihan.

Saya merasa 5 cara diatas sangat relevan untuk kita bisa mendapatkan kebahagiaan. Dan saya pun yakin masih banyak cara lain untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut.

Akhirnya saya mencoba menjabarkan ke 5 (lima) point diatas untuk lebih memperjelas maksudnya, seperti ini :

ad.1. Bebaskan diri kita dari kebencian :

Artinya sekuat kemampuan kita harus membebaskan diri dari kebencian, apa sih arti dari kebencian itu ? Nah menurut Wikipedia

Kebencian merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya.

Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.

Jelas bukan ? membebaskan diri dari kebencian berarti membebaskan ketidaksukaan,membebaskan permusuhan atau antipati kepada sesama manusia dan seisi dunia ini agar kita menemukan ketenangan hati, kedamaian jiwa,ketenraman hidup, kenyamanan hidup sehingga kesemuanya akan mendorong munculnya sebuah kebahagiaan dalam diri kita.

ad.2. Bebaskan pikiran dari kesusahan :

Apa yang dilakukan saat kita tertimpa kesusahan? Kebanyakan orang mengeluh, marah, dan menyalahkan orang lain. Padahal, semua itu tidak akan menolong kesusahannya. Sesering apa pun kita mengeluh, kesusahan tidak akan hilang dari diri kita. Kita semua bisa membuktikannya.
Dengan membebaskan diri kita dari kesusahan, Insya Allah tidak lagi selalu mengeluh, selalu marah dan menyalahkn orang lain. Justeru karena kita menjauhkan diri dari kesusahan, orang lain akan bersimpati bahkan banyak mendatangkan teman dan kawan. Sehingga kita tidak lagi merasa sendirian di dunia ini, banyak kawan banyak kenalan dan banyak yang suka memberi pertolongan.

ad.3. Hidup dengan sederhana :

Sederhana mempunyai makna yang luas, memfokuskan kepada hal-hal yang bersifat apa adanya, tidak berlebihan, tidak neko-neko, tidak macem-macem yang pada muaranya sederhana atau kesederhanaan menempatkan diri kita pada pola hidup secukupnya . Sehingga bagaimanapun situasinya kesederhanaan hidup membuat kita mampu mengatasi permasalahan dengan logika yang benar, dengan penjabaran yang sesuai aturan serta terhindar dari pemborosan yang menjadi akar ketidakbahagiaan seseorang.

Sederhana bisa juga berarti segala tindakan atau perbuatan dengan menggunakan perhitungan dan logika. Sederhana dalam hidup bukanlah dengan hidup mewah dan berpoya-poya karena segala yang berlebih-lebihanpun dilarang dalam agama.

Sederhana adalah sebuah kepantasan dan kewajaran tanpa memaksakan sesuatu yg diluar jangkauan kita. Jalankanlah apa yang ada saja yg masih dalam jangkauan dan kemampuan.

ad.4. Memberi lebih banyak lagi :

Memberi disini berarti kita bersedekah, jadi bersedekahlah lebih banyak lagi untuk mencapai taraf kebahagiaan hidup. Mengapa demikian ? kita simak hadits dibawah ini:

“Wahai Rasulullah, berilah kami resep hidup bahagia” tanya seorang sahabat. Rasulullah menjawab: “Antashaddaqa wa anta shahiihun syakhikhun takhsya al-fakra wa ta’muli al-ghina” (Bersedekahlah di kala kamu masih sehat, sementara hidup mu masih serba kekurangan dan kamu sendiri ingin menjadi kaya). Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim yang sering disebut muttafaqun ‘alaih. Artinya, dari segi sanad insya Allah tingkat keshahihannya terjamin.

Tidak berlebihan untuk mengatakan resep hidup bahagia Rasulullah SAW di atas berdimensi personal dan sosial. Sedekah, sekecil apapun bagian dari pengendalian diri dan pengejewentahan rasa syukur serta kontribusi sosial untuk menuju pribadi dan masyarakat yang sehat.

ad.5. Mengurangi Harapan yang berlebihan :

Harapan atau keinginan atau dambaan adalah sesuatu yang menjadi angan-angan untuk mencapai tujuan. Namun sayangnya jika terlalu banyak menaruh harapan atau berlebihan seringkali kita tidak pernah siap ketika harapan itu gagal. Mengurangi harapan yang berlebihan bisa juga berarti kita harus mampu mengukur harapan kita secara logika dan pemikiran yang wajar. Dengan demikian untuk mencapai sebuah kebahagiaan akan menjadi kenyataan apabila harapan yang diberikan tidak berlebihan. Karena dibalik harapan biasanya terdapat kekecewaan, dan kekecewaan tidak akan kita temui jika harapan tidak berlebihan.

Demikian uraian yang cukup panjang ini, semoga tidak mengurangi semangat anda untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Mudah-mudahan tulisan ini akan sangat bermanfaat bagi kita semua yang merindukan "Kebahagiaan". Semoga.

Penulis,

Halimi,SE,MM.

0 komentar:

Posting Komentar